- 0812 9041 2758
- info@talentacenterjakarta.sch.id
- Jalan Kebagusan Dalam IV No.24. Pasar Minggu. Jakarta Selatan
Retardasi mental atau disabilitas intelektual adalah gangguan intelektual yang ditandai dengan kemampuan mental atau intelegensi di bawah rata-rata. Orang dengan retardasi mental mempelajari kemampuan baru, namun lebih lambat.
Terdapat berbagai derajat retardasi mental, mulai dari ringan hingga sangat berat. Kemampuan intelegensi biasanya diukur dengan menggunakan skor IQ. Seseorang dikatakan retardasi mental apabila didapati skor IQ < 70.
Gejala Retardasi Mental
Retardasi mental biasanya diketahui saat kecil. Terdapat beberapa gejala dan tanda dari retardasi mental pada anak-anak. Gejala ini muncul bergantung dari berat ringannya penyakit. Beberapa tanda dan gejala retardasi mental yaitu:
Anak dengan retardasi mental berat biasanya akan disertai dengan masalah kesehatan lainnya. Masalah ini terkait kejang, gangguan mood (cemas dan autisme), kelainan motorik, gangguan penglihatan atau gangguan pendengaran.
Penyebab Retardasi Mental
Retardasi mental disebabkan oleh gangguan perkembangan otak. Namun, penyebab pasti dari retardasi mental hanya bisa ditentukan dengan pasti sepertiga dari seluruh angka kejadian. Berikut ini penyebab paling sering dari retardasi mental:
Faktor Risiko Retardasi Mental
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko retardasi mental pada anak antara lain:
Diagnosis Retardasi Mental
Retardasi mental dapat dicurigai dari beberapa sebab. Misal jika bayi memiliki abnormalitas fisik karena kelainan genetik atau kelainan metabolik, berbagai macam pemeriksaan dapat pula dikerjakan untuk menegakkan diagnosis tersebut. Pemeriksaan darah, urine atau pencitraan otak dapat dilakukan untuk melihat kelainan struktural otak, atau elektroensefalogram juga dapat dilakukan untuk melihat kemungkinan kejang yang dapat terjadi.
Tiga faktor yang dapat menentukan diagnosis retardasi mental yaitu: wawancara dengan kedua orang tua, observasi terhadap anak, dan uji intelegensi dan kemampuan adaptif. Seorang anak dapat dikatakan mengidap retardasi mental jika memiliki kekurangan dalam IQ dan kemampuan adaptif.
Pencegahan Retardasi Mental
Beberapa penyebab retardasi mental. Salah satu yang paling sering dan dapat dicegah adalah sindrom janin alkohol. Sehingga, wanita hamil sebaiknya tidak mengonsumsi alkohol. Pemeriksaan kehamilan yang baik juga dapat mencegah timbulnya retardasi mental. Asupan vitamin, vaksin dan edukasi yang diberikan petugas kesehatan dapat membantu mengurangi faktor risiko.
Pada keluarga yang memiliki riwayat penyakit keturunan, konseling genetik dapat dilakukan sebelum merencanakan kehamilan. Beberapa pemeriksaan seperti USG dan pengambilan cairan ketuban, dapat dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya retardasi mental. Meskipun, pemeriksaan ini hanya sebagai penapisan sebelum persalinan, bukan sebagai pengobatan.
Pengobatan Retardasi Mental
Terdapat beberapa program pengobatan pada anak dengan retardasi mental. Semakin cepat didiagnosis, maka semakin baik pula perkembangan yang dapat diusahakan saat pengobatan. Untuk bayi dan anak-anak, intervensi awal meliputi terapi wicara, terapi okupasi, terapi motorik-fisik, konseling keluarga, latihan penggunaan alat khusus hingga program pengaturan nutrisi.
Pada anak usia sekolah dengan retardasi mental, anak dapat didaftarkan pada program sekolah khusus untuk retardasi mental untuk dapat meningkatkan kemampuan adaptabilitas anak.
Sumber : https://www.halodoc.com/kesehatan/retardasi-mental
Gangguan Spektrum Autisme (Autism Spectrum Disorder, ASD) adalah kumpulan kondisi yang diklasifikasikan sebagai gangguan perkembangan pada DSM-5 (APA, 2013). Untuk memenuhi diagnosis gangguan spektrum autisme, individu harus menunjukkan dua tipe gejala,
Skizofren adalah gangguan mental yang terjadi dalam jangka waktu yang panjang. Gangguan skizofren menyebabkan penderita mengalami halusinasi, delusi dan kekacauan berpikir dan perubahan prilaku. Penderita skizofren kesulitan membedakan kenyataan dengan pikiran nya sendiri disebut dengan Psikosis.
Menurut Suzy (2014:37) ADHD adalah gangguan perilaku yang timbul pada anak dengan gejala inatensi, impulsif dan Hiperaktifitas. ADHD Pada masa anak-anak seringkali menimbulkan masalah di dalam prestasi sekolah/pencapaian akademin.
kesulitan belajar adalah Suatu keadaan dimana anak didik atau siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, hal ini tidak selalu disebabkan oleh faktor intelegensi, akan tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor non intelegensi.
©2020. Manajemen Talenta Center.