TALENTA CENTER JAKARTA

Mengenal Skizofren


Skizofren adalah gangguan mental yang terjadi dalam jangka waktu yang panjang. Gangguan skizofren menyebabkan penderita mengalami halusinasi, delusi dan kekacauan berpikir dan perubahan prilaku. Penderita skizofren kesulitan membedakan kenyataan dengan pikiran nya sendiri disebut dengan Psikosis.

Skizofren umumnya muncul di masa remaja. Gejala awal ini terkadang dinilai wajar terjadi pada masa remaja karena sering disalahartikan oleh masyarakat sekitar.

Gejala awal skizofren, yaitu :

1. Mengasingkan diri dengan orang lain

2. Murah terpancing marah dan depresi

3. Perubahan pada pola tidur

4. Kurangnya konsentrasi dan motivasi

5. Kesulitan dalam mengerjakan tugas sekolah

Skizofren dibagi menjadi dua katagori, yaitu positif dan negative. Gejala positif mengacu pada perilaku yang tidak tampak pada individu yang sehat. Sedangkan gejala negative mengacu pada hilangnya minat yang sebelumnya dimiliki oleh penderita. Gejala negative berlangsung beberapa tahun, sebelum penderita mengalami gelaja awal.

Gejala skizofren positif :

  • Halusinasi. Halunasi adalah perasaan mengalami sesuatu yang terasa nyata, namun sebenarnya perasaan itu hanya ada di pikiran penderitanya. Misalnya, merasa mendengar sesuatu, padahal orang lain tidak mendengar apapun.

  • Delusi. Delusi atau waham adalah meyakini sesuatu yang bertolak belakang dengan kenyataan. Gejalanya beragam, mulai dari merasa diawasi, diikuti, bahkan sedang Sebagian besar penderita skizofrenia mengalami gejala ini.

  • Kacau dalam berpikir dan berbicara. Gejala ini dapat diketahui dari kesulitan penderita dalam berbicara. Penderita skizofrenia sulit berkonsentrasi, bahkan membaca koran atau menonton televisi saja sangat kesulitan. Caranya berkomunikasi juga membingungkan, sehingga sulit dimengerti oleh lawan bicaranya.

  • Perilaku kacau. Perilaku penderita skizofrenia sulit diprediksi. Bahkan cara berpakaiannya juga tidak biasa. Secara tidak terduga, penderita dapat tiba-tiba berteriak dan marah tanpa alas an.

Gejala Skizofren Negatif :

  • Respons emosional yang ganjil, seperti ekspresi wajah dan nada bicara yang tidak berubah (monoton).

  • Sulit untuk merasa senang atau puas.

  • Enggan bersosialisasi dan lebih memilih berdiam di rumah.

  • Kehilangan minat dan motivasi pada berbagai aktivitas, seperti menjalin hubungan atau berhubungan seks.

  • Pola tidur yang berubah.

  • Tidak nyaman berada dekat orang lain, dan tidak mau memulai percakapan.

  • Tidak peduli pada penampilan dan kebersihan diri.

Sampai saat ini, belum ada obat untuk menangani sizofrenia. Metode pengobatan yang dilakukan hanya sebatas mengendalikan dan mengurangi gejala pada pasien. Beberapa metode pengobatan tersebut adalah:

1. Obat-obatan

Untuk menangani halusinasi dan delusi, dokter akan meresepkan obat antipsikotik dalam dosis seminimal mungkin. Antipsikotik bekerja dengan menghambat efek dopamin dan serotonin dalam otak. Pasien harus tetap mengonsumsi antispikotik untuk seumur hidupnya, meskipun gejala yang dialami sudah membaik.

2. Psikoterapi

Psikoterapi untuk penderita skizofrenia bertujuan agar penderita dapat mengendalikan gejala yang dialaminya. Terapi ini akan dikombinasikan dengan pemberian obat-obatan. Beberapa metode psikoterapi, antara lain:

  • Terapi individual. Pada terapi ini, psikiater akan mengajarkan keluarga dan teman pasien bagaimana berinteraksi dengan pasien. Di antara caranya adalah dengan memahami pola pikir dan perilaku pasien.

  • Terapi perilaku kognitif. Terapi ini bertujuan mengubah perilaku dan pola pikir pasien. Kombinasi terapi perilaku kognitif dan obat-obatan, akan membantu pasien memahami pemicu halusinasi dan delusi, serta mengajarkan pasien cara mengatasinya.

  • Terapi remediasi kognitif. Terapi ini mengajarkan pasien cara memahami lingkungan sosial, serta meningkatkan kemampuan pasien dalam memperhatikan atau mengingat sesuatu, dan mengendalikan pola pikirnya.

  • 3.Terapi elektrokonvulsif

Terapi elektrokonvulsif merupakan metode yang paling efektif, untuk meredakan keinginan bunuh diri, mengatasi gejala depresi berat, dan menangani psikosis. Terapi dilakukan 2-3 kali sepekan, selama 2-4 minggu, dan dapat dikombinasikan dengan psikoterapi dan pemberian obat.

Dalam terapi ini, pasien akan diberikan bius umum, dan obat untuk membuat otot pasien lebih rileks. Kemudian, dokter akan memasang elektroda di ubun-ubun pasien. Arus listrik rendah akan mengalir melalui elektroda, dan memicu kejang singkat di otak pasien.

https://www.alodokter.com/skizofrenia/pengobatan

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Gangguan Spektrum Autisme (Autism Spectrum Disorder, ASD) adalah kumpulan kondisi yang diklasifikasikan sebagai gangguan perkembangan pada DSM-5 (APA, 2013). Untuk memenuhi diagnosis gangguan spektrum autisme, individu harus menunjukkan dua tipe gejala,

Skizofren adalah gangguan mental yang terjadi dalam jangka waktu yang panjang. Gangguan skizofren menyebabkan penderita mengalami halusinasi, delusi dan kekacauan berpikir dan perubahan prilaku. Penderita skizofren kesulitan membedakan kenyataan dengan pikiran nya sendiri disebut dengan Psikosis.

Menurut Suzy (2014:37) ADHD adalah gangguan perilaku yang timbul pada anak dengan gejala inatensi, impulsif dan Hiperaktifitas. ADHD Pada masa anak-anak seringkali menimbulkan masalah di dalam prestasi sekolah/pencapaian akademin.

kesulitan belajar adalah Suatu keadaan dimana anak didik atau siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, hal ini tidak selalu disebabkan oleh faktor intelegensi, akan tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor non intelegensi.

©2020. Manajemen Talenta Center.